Profil

Tentang Kami

ASJI dilahirkan berdasarkan kesepakatan bersama. Tanggung jawab moral melandasi langkah kerjanya.

Asosiasi Studi Jepang di Indonesia (ASJI) atau The Indonesian Association for Japanese Studies atau Indonesia Nihon Kenkyuu Kyookai didirikan pada tanggal 29 November 1990 di Jakarta, bertepatan dengan penyelenggaraan Seminar Nasional V Studi Jepang dan Kongres I ASJI. Namun, cikal bakal kelahirannya telah dirintis sejak penyelenggaraan Seminar Nasional I Japanologi di Universitas Padjadjaran, Bandung (1982), Seminar Nasional II Japanologi di IKIP Surabaya (1984), Seminar Nasional III Studi Jepang di Universitas Indonesia (1986), dan Seminar Nasional IV Studi Jepang di IKIP Bandung (1988).
Dalam rentang waktu itu hingga kini, ASJI telah melaksanakan berbagai kegiatan untuk memajukan Studi Jepang, dan mempererat hubungan antara bangsa Indonesia dan Jepang. Salah satu wujud dari kepedulian terhadap Jepang itu, dalam Seminar Nasional VI Studi Jepang di Pusat Studi Bahasa Jepang Universitas Padjadjaran, anggota ASJI berhasil mencetuskan kesepakatan yang dikenal dengan nama “PESAN JATINANGOR”, yang intinya berisi tekad anggota ASJI untuk memperdalam pemahaman dan wawasan kebudayaan Jepang dan Indonesia., memperdalam keahlian dalam upaya meningkatkan mutu akademis dan profesionalisme di bidang masing-masing, melakukan penelitian ilmiah yang melibatkan berbagai bidang ilmu, serta menyumbangkan ide-ide, kerja nyata, dan pengabdian – yang semuanya ditujukan untuk mempererat dan memajukan hubungan Pemerintah Jepang dan Indonesia.


Sesuai dengan peraturan yang dikeluarkan Direktorat Jenderal Sosial Politik Departemen Dalam Negeri, ASJI kemudian mendaftarkan diri di Lembaga tersebut untuk dicatat sebagai Organisasi Profesi Ilmiah (1996). Pada tahun yang sama, ASJI pun menjadi anggota Forum Organisasi Profesi Ilmiah Indonesia (FOPI), sebuah lembaga yang berada di bawah naungan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) – menyusuli penegasan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (waktu itu) Prof. Dr. Wardiman Djojonegoro, yang mengatakan bahwa Depdikbud hanya akan menjadi Pembina untuk organisasi-organisasi yang menfokuskan diri pada bidang keilmuan (Kompas, 1 Mei 1994).


Sejak tahun 2006, kata kyookai dalam Indonesia Nihon Kenkyuu Kyookai berganti menjadi Indonesia Nihon Kenkyuu Gakkai. Sekarang, dalam usianya yang menjelang ke-33, ASJI sudah mendapat tanggapan luas dari para pemerhati Studi Jepang, baik dari dalam maupun luar negeri, dan untuk menampung dan menyebarkan informasi perihal Studi Jepang ini, sepuluh Pengurus Wilayah telah dibentuk di beberapa Provinsi di Indonesia (Sumatera Bagian Utara, Sumatera Bagian Barat-Tengah, Bali, Jawa Timur, D.I. Yogyakarta, Jawa Tengah, DKI Jakarta, Jawa Barat, Silawesi Utara dan Sulawesi Selatan), walaupun untuk beberapa tahun terakhir ini Wilayah Sumatera Selatan tidak aktif.


Sebagian sumber berita disarikan dari: Refleksi Organisasi 1995-1999